Isnin, 16 April 2012

Karena Ukuran Kita Tak Sama

seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya

memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti

memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan

kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi

Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang. Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara, ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang keras dan panas. Dan lelaki itu masih berlari-lari. Lelaki itu menutupi wajah dari pasir yang beterbangan dengan surbannya, mengejar dan menggiring seekor anak unta.

Di padang gembalaan tak jauh darinya, berdiri sebuah dangau pribadi berjendela. Sang pemilik, ’Utsman ibn ‘Affan, sedang beristirahat sambil melantun Al Quran, dengan menyanding air sejuk dan buah-buahan. Ketika melihat lelaki nan berlari-lari itu dan mengenalnya,

“Masya Allah” ’Utsman berseru, ”Bukankah itu Amirul Mukminin?!”

Ya, lelaki tinggi besar itu adalah ‘Umar ibn Al Khaththab.

”Ya Amirul Mukminin!” teriak ‘Utsman sekuat tenaga dari pintu dangaunya,

“Apa yang kau lakukan tengah angin ganas ini? Masuklah kemari!”

Dinding dangau di samping Utsman berderak keras diterpa angin yang deras.

”Seekor unta zakat terpisah dari kawanannya. Aku takut Allah akan menanyakannya padaku. Aku akan menangkapnya. Masuklah hai ‘Utsman!” ’Umar berteriak dari kejauhan. Suaranya bersiponggang menggema memenuhi lembah dan bukit di sekalian padang.

“Masuklah kemari!” seru ‘Utsman,“Akan kusuruh pembantuku menangkapnya untukmu!”.

”Tidak!”, balas ‘Umar, “Masuklah ‘Utsman! Masuklah!”

“Demi Allah, hai Amirul Mukminin, kemarilah, Insya Allah unta itu akan kita dapatkan kembali.“

“Tidak, ini tanggung jawabku. Masuklah engkau hai ‘Utsman, anginnya makin keras, badai pasirnya mengganas!”

Angin makin kencang membawa butiran pasir membara. ‘Utsman pun masuk dan menutup pintu dangaunya. Dia bersandar dibaliknya & bergumam,

”Demi Allah, benarlah Dia & RasulNya. Engkau memang bagai Musa. Seorang yang kuat lagi terpercaya.”

‘Umar memang bukan ‘Utsman. Pun juga sebaliknya. Mereka berbeda, dan masing-masing menjadi unik dengan watak khas yang dimiliki.

‘Umar, jagoan yang biasa bergulat di Ukazh, tumbuh di tengah bani Makhzum nan keras & bani Adi nan jantan, kini memimpin kaum mukminin. Sifat-sifat itu –keras, jantan, tegas, tanggungjawab & ringan tangan turun gelanggang – dibawa ‘Umar, menjadi ciri khas kepemimpinannya.

‘Utsman, lelaki pemalu, anak tersayang kabilahnya, datang dari keluarga bani ‘Umayyah yang kaya raya dan terbiasa hidup nyaman sentausa. ’Umar tahu itu. Maka tak dimintanya ‘Utsman ikut turun ke sengatan mentari bersamanya mengejar unta zakat yang melarikan diri. Tidak. Itu bukan kebiasaan ‘Utsman. Rasa malulah yang menjadi akhlaq cantiknya. Kehalusan budi perhiasannya. Kedermawanan yang jadi jiwanya. Andai ‘Utsman jadi menyuruh sahayanya mengejar unta zakat itu; sang budak pasti dibebaskan karena Allah & dibekalinya bertimbun dinar.

Itulah ‘Umar. Dan inilah ‘Utsman. Mereka berbeda.

Bagaimanapun, Anas ibn Malik bersaksi bahwa ‘Utsman berusaha keras meneladani sebagian perilaku mulia ‘Umar sejauh jangkauan dirinya. Hidup sederhana ketika menjabat sebagai Khalifah misalnya.

“Suatu hari aku melihat ‘Utsman berkhutbah di mimbar Nabi ShallaLlaahu ‘Alaihi wa Sallam di Masjid Nabawi,” kata Anas . “Aku menghitung tambalan di surban dan jubah ‘Utsman”, lanjut Anas, “Dan kutemukan tak kurang dari tiga puluh dua jahitan.”

Dalam Dekapan ukhuwah, kita punya ukuran-ukuran yang tak serupa. Kita memiliki latar belakang yang berlainan. Maka tindak utama yang harus kita punya adalah; jangan mengukur orang dengan baju kita sendiri, atau baju milik tokoh lain lagi.

Dalam dekapan ukhuwah setiap manusia tetaplah dirinya. Tak ada yang berhak memaksa sesamanya untuk menjadi sesiapa yang ada dalam angannya.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat tulus pada saudara yang sedang diberi amanah memimpin umat. Tetapi jangan membebani dengan cara membandingkan dia terus-menerus kepada ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat pada saudara yang tengah diamanahi kekayaan. Tetapi jangan membebaninya dengan cara menyebut-nyebut selalu kisah berinfaqnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf.

Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat saudara yang dianugerahi ilmu. Tapi jangan membuatnya merasa berat dengan menuntutnya agar menjadi Zaid ibn Tsabit yang menguasai bahawa Ibrani dalam empat belas hari.

Sungguh tidak bijak menuntut seseorang untuk menjadi orang lain di zaman yang sama, apalagi menggugatnya agar tepat seperti tokoh lain pada masa yang berbeda. ‘Ali ibn Abi Thalib yang pernah diperlakukan begitu, punya jawaban yang telak dan lucu.

“Dulu di zaman khalifah Abu Bakar dan ‘Umar” kata lelaki kepada ‘Ali, “Keadaannya begitu tentram, damai dan penuh berkah. Mengapa di masa kekhalifahanmu, hai Amirul Mukminin, keadaanya begini kacau dan rusak?”

“Sebab,” kata ‘Ali sambil tersenyum, “Pada zaman Abu Bakar dan ‘Umar, rakyatnya seperti aku.

Adapun di zamanku ini, rakyatnya seperti kamu!”

Dalam dekapan ukhuwah, segala kecemerlangan generasi Salaf memang ada untuk kita teladani. Tetapi caranya bukan menuntut orang lain berperilaku seperti halnya Abu Bakar, ‘Umar, “Utsman atau ‘Ali.

Sebagaimana Nabi tidak meminta Sa’d ibn Abi Waqqash melakukan peran Abu Bakar, fahamilah dalam-dalam tiap pribadi. Selebihnya jadikanlah diri kita sebagai orang paling berhak meneladani mereka. Tuntutlah diri untuk berperilaku sebagaimana para salafush shalih dan sesudah itu tak perlu sakit hati jika kawan-kawan lain tak mengikuti.

Sebab teladan yang masih menuntut sesama untuk juga menjadi teladan, akan kehilangan makna keteladanan itu sendiri. Maka jadilah kita teladan yang sunyi dalam dekapan ukhuwah.

Ialah teladan yang memahami bahwa masing-masing hati memiliki kecenderungannya, masing-masing badan memiliki pakaiannya dan masing-masing kaki mempunyai sepatunya. Teladan yang tak bersyarat dan sunyi akan membawa damai. Dalam damai pula keteladannya akan menjadi ikutan sepanjang masa.

Selanjutnya, kita harus belajar untuk menerima bahwa sudut pandang orang lain adalah juga sudut pandang yang absah. Sebagai sesama mukmin, perbedaan dalam hal-hal bukan asasi

tak lagi terpisah sebagai “haq” dan “bathil”. Istilah yang tepat adalah “shawab” dan “khatha”.

Tempaan pengalaman yang tak serupa akan membuatnya lebih berlainan lagi antara satu dengan yang lain.

Seyakin-yakinnya kita dengan apa yang kita pahami, itu tidak seharusnya membuat kita terbutakan dari kebenaran yang lebih bercahaya.

Imam Asy Syafi’i pernah menyatakan hal ini dengan indah. “Pendapatku ini benar,” ujar beliau,”Tetapi mungkin mengandung kesalahan. Adapun pendapat orang lain itu salah, namun bisa jadi mengandung kebenaran.”

sepenuh cinta,

Salim A. Fillah

perkongsian hebat dari : http://www.readability.com/read?url=http%3A//salimafillah.com/karena-ukuran-kita-tak-sama/

subhanallah. Semoga bermanfaat.

Khamis, 5 April 2012

Life Is A Mystery

" Yesterday is History, Today is a Gift, Tomorrow is a Mystery"

"Sesungguhnya manusia merancang, Allah juga merancang, Sesungguhnya Allah sebaik-baik Perancang"

Dalam sekelip mata,
Semuanya telah berubah,
Daku pejamkan mata serapat-rapatnya,
Mengharapkan semua ini satu mimpi,
Bukan sebuah realiti.
Namun, apabila ku bukakan mata,
Ku dapati, semua ini adalah sebuah kenyataan,
Kenyataan yang sangat menyakitkan,
Mungkinkah?
Kenyataan ini merupakan sebuah teguran,
Menyedarkan seorang hamba akan perhambaannya,
Perhambaan kepada Yang Maha Satu,
Maha Pencipta & Maha Pencinta.
Mungkinkan?
Dugaan ini adalah sebuah ujian,
Untuk menguji ketulusan & keikhlasan hati,
Lalu,
Hanya kepadaNya daku bersujud,
Di hadapanNya sahaja daku mengadu & merayu,
Dengan suara yang begitu lemah dan tersedu-sedu,
Memohon dengan penuh ITQAN,
Mengharapkan Impian Menjadi Kenyataan,
Meyakini bahawa setiap kesulitan pasti ada kemudahan,
Setiap permasalahan pasti ada jalan penyelesaiannya,
Setiap penyakit pasti ada penawarnya,
Hanya dengan satu kata,
TAQWA
Lalu,
Daku menghela nafas panjang.
Lalu ku kuatkan Himmah & Iradahku,
Membulatkan sebuah tekad & keazaman,
Untuk berusaha meraih Taqwa,
Kerana di situ punya kunci sebuah Kebahagiaan,
Kerana di situ daku akan temui kemudahan pada setiap kesulitan,
Kerana di situ daku akan temui jawapan pada setiap permasalahanku,
Kerana meyakini tidak ada yang mustahil bagiNya,
Apabila Dia mengatakan JADI, maka JADILAH,
Walaupun seluruh manusia menghalang itu terjadi,
Ia tetap akan jadi,
Begitu juga sebaliknya,
Jauh di sudut hatiku bermonolog sendirian,
Tidak akan pernah berputus asa,
Tidak akan pernah berputus harapan,
Tidak akan pernah merasa lemah,
Tidak akan pernah perhenti berusaha,
Tidak akan pernah berhenti bertawakkal,
Kerana bersama kelemahanku ada sebuah kekuatan,
Kekuatan Janji dari Yang Maha Kuat.
Sesungguhnya Dialah Sebaik-Baik Perancang,
Sebaik-Baik Penentu.
Dengan meyakini janjiNya,
Dengan sepenuh tawakkal kepadaNya,
Daku bukakan langkah dengan pasti.
Mentari itu pasti muncul kembali,
Bila saat menetapkan,
Mendung megucapkan salam perpisahan,
Mentari pula,
Mengucapkan salam pertemuan,
Untuk terus menjalankan fitrah ia dijadikan.
Untuk menyinari perjalanan hari,
Dengan penuh senyuman kebahagiaan,
Sambil berzikir memuji Tuhan.
Mendung & Mentari,
Kudua2nya bergerak mengikut aturan dan hakikat mereka dijadikan,
Kerana taat, tunduk dan patuhnya mereka,
Pada aturan Tuhan.
Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakhbar.

Khazanah & Rahsia sebuah kehidupan,merupakan sesuatu yang di luar perbatasan pemikiran, seorang manusia yang lemah. Sebagai manusia, kita mengharapkan hari-hari yang kita lalui akan berjalan dengan baik, kita mengharapkan segala perancangan yang kita lakukan akan terlaksana dengan baik. Namun, adalah paling baik, apabila bersama-sama perancangan kita itu, sentiasa kita letakkan harapan sepenuhnya kepada ALLAH SWT, walau apa badai yang melanda di tengah-tengah perjalanan kita untuk memenuhi segala yang telah kita rancang, kita tidak akan kecewa dan berputus asa, kerana meyakini bahawa, bersama-sama perancangan kita ada tawakkal dan penyerahan kepada Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Mengatur, Yang Maha Menentukan.

" Ya Allah, kurniakan kami kesabaran dalam perjalanan ini, janganlah Engkau biarkan kami berputus asa pada rahmatMu, walaupun sesaat dalam kehidupan kami"

" Jadikanlah sabar dan solah itu penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk".


Setia menanti dalam munajatku,

Penawarhati 90
9.20 am
6 April 2012
Desasiswa saujana.



Sabtu, 17 Mac 2012

Jodoh & Takdir


“Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaannya dan rahmatNya, bahawa Ia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki), isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikanNya di antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir.” (Surah Ar-Rum: 21)


Penawarhati90

6.02 a.m

18 Mac 2012

Desasiswa Saujana, USM

Khamis, 10 November 2011

-TIME IS A LIFE-


To understand the value of a year,
Ask a student who has just failed an exam at the end of the year,
To understand the value of a month,
Ask mother who has given birth prematurely,
To understand the value of a week,
Ask the editor of weekly,
To understand the value of a hour,
Ask a newly wed working outstation,
Who are impatiently to see each other,
To understand the value of a minute,
Ask someone who has just missed their train, bus or plane,
To understand the value of a second,
Ask someone who has survived an accident,
To understand the value of a millisecond,
Ask someone who has just won a silver medal at the Olympic Games.

*The time is wait for no one. Profit from each moment given to you cause it is very precious!!!*

10 September 2011
9.40 p.m
Langkawi, Kedah

Isnin, 31 Oktober 2011

ABAH KENA KUAT!!!!!

“Abah kena kuat. Abah kena kuat!!!”. Begitulah kata-kata semangat yang meniti di bibir kak Arrauzah yang sedang bertarung dengan kesakitan setelah terlibat di dalam kemalangan jalan raya minggu lalu. Akibat kemalangan itu, ibu beliau telah dipanggil pulang mengahap Illahi. Subhanallah, kata-kata nasihatnya kepada ayahnya, telah memecahkan keheningan pada petang itu. Tiba-tiba suasana menjadi begitu sayu, melihat seorang anak yang sedang berada di dalam kesakitan yang amat akibat patah kedua-dua kakinya, namun, berbekalkan keimanan dan kesolehan serta keyakinannya kepada qada’ dan qadar Tuhannya, beliau tetap menjalankan peranannya sebagai seorang anak memegang tangan ayahnya dengan begitu erat dan penuh dengan kasih sayang memberi kekuatan kepada ayahnya untuk tabah menghadapi ujian pemergian ibunya. Segala kepedihan dan keperitannya nya ibarat telah hilang dalam bicaranya itu. Subhanallah. Tanpa disedari, air mataku juga membasahi pipi tidak dapat menahan sebak menyaksikan saat menyayat hati itu. Suasana itu juga memecahkan kerinduanku yang amat dalam terhadap ibu bapa dan keluarga yang sudah lama tidak ditatap wajah kasih sayang mereka.


Baru-baru ini, seorang sahabat saya, Kak Amilia telah diduga dengan sedikit ujian, iaitu telah menghadapi kematian ibunya di dalam sebuah kemalangan yang juga melibatkan adik dan juga anak saudaranya. Sesungguhnya , setiap sesuatu yang berlaku itu, merupakan suatu rahsia Allah swt. Alhamdulillah, sebelum pemergian ibunya, saya sempat bertemu makcik sebanyak 2 kali. Entah mengapa, saya merasa ada suatu tolakan dalaman untuk menziarahi kak Amilia sewaktu raya yang lalu, dan sempat bersembang bersama ibunya yang begitu lembut, ceria dan tidak pernah lekang dari bibirnya senyuman kasih sayang. Pertama kali saya bertemu dengannya, saya begitu teruja sebenarnya melihat akhlak dan keperibadian mulia seorang ibu dan ayah, yang darinya lahir anak-anak yang juga memiliki syaksiah mulia. Alhamdulillah, akhirnya saya berjaya menemui makcik, setelah lama berhajat untuk ketemu. Namun, siapa sangka, itulah petemuan terakhir saya dengannya. Sememangnya hati saya merasa bahagia bertemu dengan allahyarham. Makcik dan pakcik sentiasa melayan tetamu dengan penuh keceriaan. Sangat peramah. Jika makcik berhenti bercerita, pakcik akan menyambungnya. Subhanallah, saya bermonolog sendirian, “patutlah Allah melahirkan dari mereka ini anak-anak yang mulia peribadinya”. Pemergian makcik sudah tentu dirasai sungguh oleh pakcik. Saya difahamkan bahawa, pakcik jarang sekali makan tanpa makcik. Biasanya mereka akan bersama.

Saya amat bersyukur dipertemukan dengan keluarga kak Amilia, sebuah keluarga yang penuh dengan kasih sayang dalam kesederhanaan. Mereka saling menguatkan antara satu sama lain. Kasih sayang dalam keluarga mereka juga dapat dirasai oleh sesiapa sahaja yang bergelar tetamu. Mereka saling menghormati antara satu sama lain, sentiasa menjaga tutur katanya, sentiasa menjaga perilakunya. Subhanallah, inilah baitul sakinah. Yang di dalamnya sentiasa mendahului Allah dan Rasulnya.


Masih segar di ingatan ini janji kepada makcik, akan datang lagi memakan nasi bersama. Janji untuk bermalam dan menghayati suasana pagi yang tenang di laman padi yang menghijau ceria di belakang rumah makcik. Ajakan makcik masih segar dalam memoriku, dan tidak akan kulupakan. Tidak sangka itulah ajakan terakhirnya. Kini saya datang menunaikan janji bersama sahabat-sahabat, bermalam di mahligai makcik dan pakcik yang begitu tenang, rasa seperti ketenangan itu luar biasa apabila berada di rumah insan soleh. Kami menjamu selera bersama kak Amilia dan keluarganya, serta menghayati suasana pagi di sawah padi. Allahuakbar..Tiupan angin pagi itu,begitu menusuk di qolbu kecilku. Hati ini begitu rindu padanya yang telah pergi. Hatiku bermonolog lagi..”Makcik, syafiyah datang tunaikan janji, walaupun makcik tiada di mata, namun, hati syafiyah sentiasa merasai kehadiran makcik” ..Diam-diam hati kecil ini memanjatkan doa, agar rohnya dicucuri rahmat, dan tenang di sana. Semoga kita bertemu lagi di destinasi abadi, Syurga Illahi yang menjadi impian setiap insan bernama mukmin. Di situlah pertemuan yang abadi.

Hatiku bertambah sebak mendengar kata-kata pakcik Razak senyum bersahaja namun penuh makna:

“ Datanglah lagi lain kali, bagi seronok pakcik” …


Allah..Rasa seperti ingin tinggal di sana,mengembirakan hati pakcik. Namun, insha’Allah, Allah PASTI akan mengembirakan hati pakcik, dengan kasih sayangNya. Sesungguhnya kasih sayang Allah itu begitu Luas. Dialah Pemilik Rasa Kasih dan Sayang. Kadangkala, apabila kita melihat musibah berlaku pada insan di sekeliling kita, sudah pasti hati ini merasa begitu kasihan. Namun, sahabat-sahabatku, sesungguhnya Allah tidak mentakdirkan sesuatu dengan sia-sia tetapi setiap takdirnya punya hikmah yang besar yang jahil dalam pengetahuan kita. Kita merasa kasihan, sudah tentu Allah lebih mengasihani, kerana Dialah Pemilik Rasa Kasihan. Ketika ini, teringat saya sebuah hadis Qudsi:


"Sesungguhnya ,diantara hamba-hambaKu,ada yang imannya tidak menjadi baik kecuali dengan kefakiran.Jika aku lapangkan rezekinya,maka imannya akan rosak.Diantara hamba-hambaKu ada yang imannya tidak menjadi baik melainkan dengan kondisi kaya.Jika aku membuatnya fakir,pasti imannya rosak. Diantara hamba-hambaku,ada yang imannya tidak menjadi baik,melainkan dengan kondisi sakit,seandainya aku sihatkannya,imannya pasti rosak.Aku mengatur hamba-hambaKu dengan pengetahuanKu terhadap apa yang ada dalam HATI mereka.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Lembut."


Sebelum menziarahi keluarga Kak Amilia, saya sempat menatap beberapa lembaran ayat Al-Quran, lalu terpaku hati saya pada sebuah firman Allah swt yang bermaksud:


“ Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (lelaki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan melainkan sepengetahuanNya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan(sudah ditetapkan) dalam kitab Loh Mahfuz. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah swt” (Surah Fatir: 11)


Setiap yang berlaku adalah di dalam pengetahuan Allah swt. Sesungguhnya apabila telah tiba masanya untuk kita kembali kepadaNya, maka tidak akan dilewatkan atau diawalkan walau sesaat. Maka, setiap kematian yang berlaku sebenarnya memberi peringatan kepada kita yang masih hidup, agar kembali bertaubat dan bermunajat kepada Allah serta memperbaiki diri kearah memperoleh kemuliaan di sisi Allah.


Ketika tiba di hospital Kangar pada malam itu, hati saya berdegup kencang. Entah mengapa, mungkin kerana sudah lama tidak ke Hospital. Kemudian, saya terpandang unit foreksik di belakang saya. Saya dapati, ada keluarga sedang menunggu ahli keluarganya yang telah meninggal dunia untuk dibedah siasat. Saya sempat melihat keranda yang berisi mayat itu ditolak ke dalam van jenazah. Walaupun hati terasa sedikit ketakutan, namun saya gagahi juga melihat dari kejauhan. Lalu, hati saya berkata,


“ suatu hari, saya juga akan ditolak seperti itu, apakah saya sudah bersedia mengadapi saat itu???”


Allahuakbar…Sesungguhnya kematian itu benar-benar merupakan satu peringatan.


“Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Kami (untuk menerima balasan). Dan orang-orang yang beriman serta beramal salih, Kami akan tempatkan mereka dalam mahligai- mahligai di Syurga yang mengalir dibawahnya beberapa sungai mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan yang sebaik-baiknya bagi orang-orang yang beramal salih”

(Surah Al-Ankabut :57 & 58)

Pagi itu saya menerima satu lagi berita kematian, iaitu kematian ayah kepada ayah angkat saya, pakcik Khosran merangkap bapa mertua kepada ibu angkat saya Makcik Hazizah. Semoga roh Allahyarham dicucuri rahmat serta limpahan kasih sayang Allah swt.

Saya pernah bertemu pakcik, sememangnya seorang yang soleh, dan sentiasa menjaga tutur katanya, walaupun umurnya sudah lanjut. Seorang yang suka bertanya. Allahuakbar, Sesungguhnya Allah swt lebih menyayanginya.

Semoga keluarga allahyarham ibu kak amilia dan keluarga allahyarham ayah pakcik Khosran bersabar menghadapi dugaan ini. Semoga ujian ini akan lebih mematangkan jiwa kita, memperkuatkan iman kita setelah berlalunya musim ujian itu. Sesungguhnya Allah swt telah menentukan kadar masa bagi berlakunya setiap sesuatu.

Buat insan lain, semoga setiap peristiwa yang berlaku di sekeliling kita menambahkan keimanan, keyakinan serta pergantungan kita kepada Allah swt. Mari kita mendoakan mereka yang berada di dalam musibah, terutamanya kak Arrauzah. Semoga Allah swt menyembuhkan mereka dan memelihara mereka sentiasa, sesungguhnya Dialah Pemilik Segala Penawar. Satu lagi, hargailah mereka yang masih hidup terutamanya ibu bapa kita. Selagi mereka maih hidup marilah sama-sama kita menyayangi dan memenuhi hak mereka kerana kita tidak tahu bilakah salam perpisahan itu akan menyapa. Hargailah sesiapa sahaja di sekeliling kita, jangan kita mulakan hari dengan dendam mendendami, dan pergaduhan sesama sendiri. Inilah sunnah Rasulullah saw, berkasih sayanglah sesama manusia, dan tolong menolong dalam tujuan kebaikan.

"Sesal dahulu pandapatan, sesal kemudian tiada berguna"

Peringatan buat diri sendiri.

Akhir sekali, doa saya:

“ Semoga kita akan terus kuat dan terus menerus berada di atas landasan fisabilillah, sehingga ke hembusan nafas yang terakhir. Inilah harapan terbesar dalam kehidupan seorang mukmin. Amin.”




10.26 p.m
31 Oktober 2011
Desasiswa Saujana
Universiti Sains Malaysia



Isnin, 17 Oktober 2011

17 Oktober Hari Bermakna Buatku...



Assalamua'laikum wbt,

Sidang pembaca yang dirahmati Allah swt sekalian,

Semoga sentiasa berada di dalam Sakinah Imaniyah.

17 Oktober merupakan detik yang sangat bermakna dalam kehidupan saya. Pada tarikh ini bermulalah episod baru dalam kehidupan saya yang akan saya ingati sepanjang kehidupan saya. Pada hari ini, ada hati-hati yang bahagia, dan ada pula hati-hati yang berduka. Pelbagai perkara telah berlaku setelah berlalunya tarikh ini, lalu saya dapati, saya berada di tengah-tengah antara kegembiraan dan kedukaan. Semoga kedukaan itu akan hilang apabila hari berganti hari. Semoga kegembiraan itu akan kekal sehingga menuju ke gerbang syurgawi.

Sesungguhnya kehidupan ini merupakan sebuah ujian. Allah menciptakan pada setiap manusia itu pelbagai jenis ujian yang berbeza-beza. Hal ini disebabkan Allah swt Maha Mengetahui di mana kelemahan hamba-hambaNya, lalu Dia menciptakan ujian yang terbaik buat setiap hamba-hambaNya supaya mereka sentiasa kembali mengingatiNya seandainya mereka telah jauh dalam kelalaian dan kealpaan. Teringat saya akan sebuah hadis qudsi:

"Sesungguhnya ,diantara hamba-hambaKu,ada yang imannya tidak menjadi baik kecuali dengan kefakiran.Jika aku lapangkan rezekinya,maka imannya akan rosak.Diantara hamba-hambaKu ada yang imannya tidak menjadi baik melainkan dengan kondisi kaya.Jika aku membuatnya fakir,pasti imannya rosak. Diantara hamba-hambaku,ada yang imannya tidak menjadi baik,melainkan dengan kondisi sakit,seandainya aku sihatkannya,imannya pasti rosak.Aku mengatur hamba-hambaKu dengan pengetahuanKu terhadap apa yang ada dalam HATI mereka.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Lembut."

Hadith Qudsi


Inilah yang dikatakan warna-warna kehidupan. Apabila Allah menciptakan ujian yang berbeza-beza, barulah ada jalan penyelesaian yang juga berbeza-beza. Seandainya dunia ini hanya terbentuk di antara 2 warna, putih dan hitam, maka, ia akan menjadi pudar dan suram. Begitu jugalah hari-hari dalam kehidupan kita. Pasti ada ketikanya kita gembira, ada kalanya kita rasa marah, dan ada juga masanya kita berduka. Inilah sifat manusia yang punya naluri tetapi alangkah indahnya seandainya kesemua sifat itu kita dorongkan di tempat yang betul. Barulah ia tidak menjadi sia-sia umpama debu-debu yang beterbangan.


Saya sentiasa berdoa agar Allah swt mentakdirkan sesuatu yang terbaik setelah berlalunya hari ini. Terbaik untuk kemaslahatan semua. Kadangkala di hati ini ada suatu perasaan bimbang, perasaan yang tidak mampu diceritakan, namun, hanya kepada Allah diri ini bertawakkal.


" Cukuplah Allah bagiku, ke atasNya daku bertawakkal, sesungguhnya Dialah Rabb Pemilik Arsy Yang Agung"


Hari ini merupakan hari Lahir seorang sahabat saya, kak Raja Umir Yasha yang dikasihi Lillahitaala, 17 oktober 2011, genap usianya, 22 Tahun. Saya turut rasa bahagia meraikan hari kematangan usianya. Semoga beliau sentiasa rasa bahagia dan mencapai kebahagiaan yang beliau inginkan di dunia dan di akhirat. Doa saya sentiasa mengiringi perjalanan kehidupan beliau. Indahnya sebuah persahabatan kerana Allah, kerana kita akan sentiasa memiliki rasa kasih dan sayang kepada saudara kita, walaupun mereka tidak ada pertalian darah dengan kita. Persahabatan kerana Allah menuntut pelbagai pengorbanan dan setiasa rasa bahagia apabila ia dapat berkorban dan memberi sesuatu yang menjadi keperluan sahabatnya itu.

Semoga ikatan ukhuwah Islamiyah di antara kami kekal hingga ke syurga Illahi kerana itulah tujuan sebuah persahabatan. Ingin bertemu di syurga Firdausi. Amin.

Hari ini sungguh bermakna bagi saya...sungguh bermakna...^_^


Wassalam..

7.00 p.m
17 Okbober 2011
Perpustakaan Usm.



Selasa, 4 Oktober 2011

Tanggal 1 Oktober 2011 Yang Bermakna....


Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Mengasihi,




Segala puji bagi Allah swt, Rabb Yang Maha Pencinta Lagi Maha Pencipta. Sesungguhnya hanya dengan limpahan dan keizinan dariNya, Dia dengan segala kemurahan kasih sayangNya membenarkan daku mencelikkan mata lagi di pagi yang penuh barakah ini. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar.

Pada tanggal 1 Oktober 2011 yang lalu, genap usiaku memasuki 21 Tahun. Alhamdulillah, syukur ku panjatkan kepadaNya, kerana sehingga ke saat ini, Dia masih memberi daku peluang untuk terus memanjang, mempertingkatkan amal ibadahku, agar kehidupanku dan umurku ini tidak menjadi sesuatu yang sia-sia di dunia dan di akhirat. Namun, jauh di sudut hatiku, terdapat satu getaran, di situ ada keresahan dan kebimbangan. Teringat daku akan sebuah ucapan peringatan dari temanku mengenai sebuah kata-kata ulama', Ibnu Mas'ud ra:

" Perkara yang paling sedih bila tibanya tahun baru adalah umurku bertambah
tetapi amalanku tidak bertambah"

Mungkin inilah salah satu keresahan yang sedang bermain di benak fikiranku. Apakah kematangan amalku sedang bertambah seiring dengan kematangan usiaku. Lalu, daku bersimpuh di atas sejadah cintaku semoga pada usia ini, hari-hari yang ku tempuhi pada usiaku ini, membawa manfaat buat kebaha
giaan akhiratku.

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat). Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Surah Al-Harsy :18


Seiring dengan pertambahan usia ini juga, apa yang kulihat setelah ku kaji satu persatu hanyalah amanah yang besar sebagai seorang khalifah Allah di muka bumi ini. Usiaku ini merupakan satu amanah besar Rabbku yang harus daku pergunakan untuk kemaslahatan DeenNya. Walaupun, jauh di sudut hati, daku punyai keinginan-keinginan manusiawi, harus ku sabar mendidik nafsuku, agar hubunganku dengan Pencipta tidak layu dan terus mekar dan segar menghiasi kehidupanku.




Buat teman-temanku yang memberi ucapan dan doa tanda peringatan, hadiah-hadiah yang begitu bermakna, jazakumullahukhairan kathira daku ucapkan. Sungguh terharu hati ini apabila saban hari dipenuhi sms dan ucapan-ucapan di ruangan FB, subhanallah, rabithah Allah telah mengikat hati-hati kami dengan ikatan Rabbani. Betapa daku bersyukur dikurniakan teman-teman seindah pelangi. Setiap ucapan begitu bermakna buatku, kerana ia merupakan satu doa yang ikhlas dari seorang sahabat kepada sahabatnya. Moga para malaikah mengerbangkan sayapnya, mendoakan para khalifah ini. Lalu, ku doakan semoga mereka juga berbahagia dan sentiasa bersabar dan teguh meniti hari-hari dalam hidup mereka. Semoga ikatan ukhuwwah mahabbah antara kami akan menjadi saksi yang melayakkan kami melangkah ke syurga Illahi.

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda; "ALLAH berfirman: Pasti mendapat cinta-KU orang-orang yang saling cinta kerana-KU, orang-orang yang duduk bersama kerana-KU, orang-orang yang saling mengunjungi kerana-KU dan orang-orang yang saling memberi kerana-KU."

[Hadith Riwayat: Malik, Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim]


Hari ini juga merupakan satu kejutan buatku apabila melihat penurunan beratku secara mendadak (40 --> 3+ ) kg. Harap-harap ianya cuma kesan sampingan disebabkan masih belum dapat sesuaikan diri dengan makanan di sini.


Hari-hari dalam hidupku terasa semakin sibuk dengan tuntutan-tuntutan amanah sebagai seorang khalifah. Semoga kesibukanku ini tidak menjauhkan diriku daripada amanah perhambaanku kepada Illahi. Amin.


1 Oktober yang bermakna, mendapat jemputan kenduri kahwin kakak dari teman sebilikku, jazakillahukhairan kathira Ati (Nur Hayati) atas layanan yang terbaik. Alhamdulillah, sangat bersyukur dipertemukan denganmu. Hadiah bermakna buatku...(ambil berkat..hehe)


Terima kasih untuk segala-galanya.May Allah blessing be with all of u.......^_^